Adanya pandemi tak bisa dipungkiri berdampak pada kondisi ekonomi dan perilaku masyarakat, yang pada akhirnya mempengaruhi pola konsumsi masyarakat. Hal ini tentunya juga berpengaruh pada tingkat penjualan bisnis. Ada beberapa kategori produk yang mengalami peningkatan permintaan secara drastis, sementara sejumlah kategori lainnya mengalami penurunan.Â
Meskipun berdampak pada ekonomi, riset menyatakan 40% konsumen Indonesia optimis dengan pemulihan ekonomi yang cepat. Di sisi lain, konsumen tetap berhati-hati dalam pengeluaran mereka. Konsumen pun banyak yang beralih ke platform online untuk membeli berbagai kebutuhan. Pergeseran ke saluran penjualan online ini diprediksi akan terus berlanjut setelah pandemi mereda. Berikut penjelasan selengkapnya mengenai perubahan pola konsumsi masyarakat Indonesia selama pandemi Covid-19.
Baca juga: Menilik Tren Perkembangan E-Commerce Indonesia di 2020
Memperhatikan Pengeluaran
Dampak pandemi Covid-19 pada kondisi ekonomi masyarakat membuat konsumen lebih berhati-hati dalam berbelanja. Menurut laporan McKinsey, tepatnya sebesar 83% konsumen lebih berhati-hati dalam membelanja uang dan 65% konsumen mengurangi pengeluaran.Â
Rata-rata konsumen mengurangi pengeluaran dalam seluruh kategori produk kecuali kebutuhan rumah tangga seperti bahan makanan, perlengkapan rumah tangga, produk perawatan pribadi, dan hiburan dalam rumah. Selain itu, masyarakat juga mulai memiliki kebiasaan baru lewat aktivitas digital dan minim sentuhan seperti online streaming, belanja bahan baku, serta membeli makanan dari restoran melalui pemesanan dan pengiriman online.
Belanja Online Jadi Pilihan
Meskipun sejumlah aktivitas di luar rumah berangsur-angsur kembali seperti biasa di era new normal, perilaku berbelanja online masyarakat tetap berencana untuk tetap berbelanja online untuk sebagian besar kategori produk. Sementara aktivitas belanja langsung di toko masih cenderung menurun.
Beberapa kategori produk yang pembelian secara online-nya mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan dibanding sebelum pandemi di antaranya adalah vitamin dan obat-obatan, snack, peralatan rumah tangga, produk anak-anak, serta buku dan majalah.Â
Laporan McKinsey menyebutkan sekitar 92% konsumen telah mencoba metode berbelanja baru selama pandemi dengan 58% konsumen berbelanja secara digital, 48% berbelanja melalui layanan pick-up dan aplikasi pengiriman, dan 37% mencoba brand baru. Pergeseran ini bisa menjadi peluang bagi bisnis dan brand untuk memperluas jangkauannya serta mengembangkan inovasi untuk menjawab kebutuhan konsumen yang turut berubah.
Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam mencoba brand baru, salah satunya terkait nilai barang seperti harga, promosi, dan biaya pengiriman serta kenyamanan dan ketersediaan barang saat berbelanja. Selain itu, konsumen juga lebih memperhatikan kemasan dan keberlanjutan produk. Data McKinsey menunjukkan, semakin banyak konsumen yang memilih untuk membeli produk lokal yang ramah lingkungan. Hal ini bisa menjadi pertimbangan bagi pebisnis dalam membuat kemasan untuk produk.Â
Sementara itu, sejumlah faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam berbelanja langsung di toko adalah harga atau promosi, ketersediaan produk, serta ketersediaan layanan yang higienis. Dalam memastikan kehigienisan toko, konsumen paling memperhatikan sanitasi atau kebersihan toko, diikuti dengan regulasi penggunaan masker dan pembatasan jarak. Faktor-faktor ini bisa diimplementasikan bagi kamu yang telah kembali membuka toko untuk berjualan.Â
Cara Konsumen Menemukan Produk
Dengan meningkatnya aktivitas online, cara konsumen menemukan produk pun ikut bergeser. Walaupun demikian, word of mouth atau komunikasi dari mulut ke mulut seperti review personal tetap menjadi cara utama konsumen menemukan produk. Pada urutan kedua, iklan online juga menjadi cara umum bagi konsumen untuk menemukan produk baru, diikuti dengan pencarian secara proaktif kemudian media sosial.Â
Berdasarkan data ini, pebisnis bisa menerapkan beberapa strategi untuk meningkatkan awareness dan penjualan misalnya dengan meminta review atau testimoni dari konsumen, bekerja sama dengan influencer, dan memasang iklan online.
Perilaku Konsumsi Pasca Pandemi
Tren belanja online ternyata tidak hanya akan meningkat di masa pandemi saja. Menurut survei McKinsey, rata-rata konsumen berencana untuk melanjutkan perilaku berbelanja online seperti online streaming serta berbelanja bahan baku dan makanan melalui pemesanan dan pengiriman online.
Selain itu juga terdapat pergeseran atas preferensi konsumen dalam hal membeli makanan, yakni dari yang tadinya lebih suka makan di tempat atau dine-in menjadi berubah ke pembelian bahan makanan serta pengiriman makanan secara online. 80% konsumen juga berencana untuk lebih mencari tahu mengenai proses produksi dan keamanan dari produk bahan makanan yang mereka beli. Maka itu, pebisnis khususnya yang menjual produk groceries dan F&B dapat meningkatkan fokus penjualannya pada platform online.
Dengan perubahan pola konsumsi masyarakat ini, pebisnis harus bisa cepat beradaptasi dan menyiapkan strategi untuk go digital. Selain itu, brand juga dapat menyesuaikan strategi maupun produknya agar sesuai dengan perubahan perilaku maupun kebutuhan konsumen.Â
Baca juga: Online Presence Jadi Kunci Bagi Brand untuk Beradaptasi di Tengah Pandemi
Salah satu langkah awal yang dapat dilakukan brand untuk melakukan transformasi digital adalah dengan masuk ke berbagai marketplace yang sesuai dengan target konsumennya. Untuk membantu brand menjangkau konsumen secara luas, SIRCLO Connexi hadir sebagai solusi multichannel e-commerce yang dapat membantu brands mengelola operasional dengan efisien, mulai dari sinkronisasi stok, memproses pesanan dari semua marketplace yang telah diintegrasikan, meng-generate nomor resi secara otomatis, hingga laporan transaksi dan produk. Dengan software multichannel e-commerce, brand pun dapat menjawab tantangan bisnis di tengah pandemi serta memenuhi kebutuhan konsumen.
Related posts:
Dalam menjangkau penjualan, beberapa brand mencoba memulainya dengan memanfaatkan chat commerce untu...
Brand awareness adalah tingkat pengenalan konsumen terhadap nama suatu merek. Tingkat brand awarenes...
Jasa online yang belum banyak pesaingnya berikut ini patut untuk Anda geluti. Bagaimana tidak? Denga...