Membangun hubungan dan interaksi yang baik dengan konsumen merupakan salah satu aspek penting dalam menjalankan bisnis. Seiring berkembangnya teknologi, muncul berbagai platform yang dapat dimanfaatkan pebisnis untuk berjualan dan menjalin hubungan dengan konsumen, salah satunya chat commerce.
Baca juga: Bagaimana Tren Perkembangan Social Commerce di Indonesia dan Asia?
Dalam chat commerce, aktivitas jual beli dapat dilakukan melalui aplikasi pesan instan. Perusahaan-perusahaan besar seperti Facebook, Amazon, dan Google pun disebut menjadikan platform chat commerce sebagai prioritasnya. Bahkan chat commerce pada tahun 2019 digadang-gadang sebagai teknologi terobosan yang dapat mentransformasi pengalaman berbelanja.Â
Berikut prediksi chat commerce di tahun 2019 sekaligus perkembangannya sekarang:
Semakin Banyak Digunakan oleh Berbagai Industri
Chat commerce diprediksi akan semakin universal dan banyak digunakan untuk berbagai keperluan bisnis di beragam industri. Sejumlah industri yang diperkirakan akan mengambil langkah besar untuk menerapkan chat commerce di antaranya keuangan, otomotif, pelayanan pelanggan (customer service), dan ritel.Â
Saat ini sudah banyak bisnis yang menggunakan platform pesan instan untuk mengoptimalkan penjualan dan meningkatkan hubungan dengan pelanggan. Sebanyak 80% bisnis menyatakan mereka telah menggunakan atau berencana untuk menggunakan chat commerce. Bisnis dari berbagai industri pun sudah banyak yang menggunakan conversational commerce.
Contohnya saja aplikasi pemesanan online Book My Show mengintegrasikan Whatsapp Business API untuk mengirim konfirmasi tiket. Di Indonesia pun sejumlah brand besar telah beralih ke Whatsapp sebagai channel penjualan utama seperti supermarket Hypermart, pasar tradisional Pasar Jaya, ritel ponsel Oppo dan Erafone, bisnis makanan dan minuman, perusahaan barang konsumsi, bahkan layanan pengiriman perusahaan bakar Pertamina.Â
Mentransformasi Hubungan Penjual dan Pembeli
Chat commerce dikatakan akan mentransformasi hubungan bisnis dengan konsumen, dimana interaksi dan pengalaman berbelanja akan lebih personal. Brand akan lebih mudah membangun hubungan dengan pelanggan yang berkelanjutan dalam jangka panjang.Â
Hal ini terbukti dengan preferensi konsumen yang lebih menyukai berhubungan langsung dengan bisnis. 68% konsumen menyatakan bahwa bertukar pesan merupakan cara yang paling nyaman untuk berhubungan dengan bisnis. Di Indonesia sendiri, 94% konsumen menyatakan bahwa mereka akan lebih yakin untuk membeli suatu produk apabila penjual responsif terhadap chat.Â
Meningkatnya Penggunaan ChatbotÂ
Chatbot diprediksi akan semakin populer dalam conversational commerce. Dengan adanya teknologi ini, bisnis dapat melayani pelanggan dalam 24 jam setiap harinya dengan efisien. Chatbot juga dikatakan akan semakin manusiawi dalam merespons dan melayani konsumen.Â
47% konsumen menyatakan mereka terbuka untuk melakukan pembelian melalui chatbot. Sejumlah brand besar telah mengadaptasi teknologi ini, di antaranya H&M dan Lego yang menggunakan chatbot untuk memberikan rekomendasi kepada konsumen. Sejumlah brand ternama di Indonesia juga telah menggunakan teknologi chatbot mulai dari industri bank seperti BCA, BRI dan BNI, industri telekomunikasi seperti Telkomsel, XL, dan Indosat, serta industri FMCG seperti Unilever dan Alfamart.Â
Pembayaran Otomatis
Pembayaran otomatis dan sederhana dikatakan menjadi masa depan dari conversational commerce dimana konsumen dapat melakukan secara langsung melalui chat atau aplikasi pesan instan. Proses yang instan tersebut juga dipercaya akan mampu meningkatkan kepuasan pelanggan.Â
Saat ini pembayaran otomatis dalam aplikasi messenger sudah dapat dilakukan, contohnya aplikasi WeChat di China. Bahkan WeChat berkontribusi sebesar 65% pada transaksi di marketplace social commerce Pinduoduo. Selain itu, Whatsapp juga dikabarkan tengah mengembangkan fitur transaksi dalam ekosistemnya dimana pengguna dapat terhubung dengan kartu kredit dan debit dalam aplikasi.Â
Tidak Hanya Digunakan untuk Pelayanan Pelanggan
Sebelumnya, chat commerce kebanyakan digunakan hanya untuk melayani pelanggan. Namun seiring berjalannya waktu, chat commerce mencakup keseluruhan pengalaman berbelanja konsumen mulai dari awareness, pertimbangan konsumen dalam membeli barang, transaksi hingga mendorong konsumen untuk kembali melakukan pembelian.Â
Berdasarkan survei, 83% konsumen mengaku mereka akan mengontak bisnis untuk mengetahui produk atau layanan yang ditawarkan lebih lanjut. Interaksi dengan penjual juga kini menjadi faktor penting yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli suatu produk.Â
Baca juga: 4 Alasan Kenapa Social Commerce Patut Jadi Platform Penjualan untuk Bisnis
Melihat potensinya yang besar, bisnis bisa turut mengadaptasi chat commerce untuk meningkatkan penjualannya, salah satunya dengan memanfaatkan platform dan fitur pesan instan terbesar di Indonesia, Whatsapp dengan fiturnya Whatsapp Business API. Selain itu, pebisnis juga bisa membangun hubungan dengan konsumen secara optimal melalui SIRCLO Chat yang memiliki sejumlah fitur yang dapat mendukung pengalaman berbelanja yang menyenangkan bagi konsumen.Â
Pada SIRCLO Chat, pebisnis dapat mengirim pesan sapaan secara otomatis sehingga penjual bisa lebih responsif terhadap konsumen. Tak hanya itu, penjual juga bisa menawarkan produk dari katalog dan mengirimkan ringkasan order. Setelah pesanan diproses, penjual bisa langsung mengirimkan notifikasi status pemesanan ke pembeli melalui Whatsapp. Dengan demikian, penjual bisa memberikan pengalaman bertransaksi yang nyaman dan menyeluruh kepada konsumen melalui satu platform.
Related posts:
Kamu mungkin sering mendengar istilah SEO dan SEM ketika sedang membahas topik digital mar...
Selain menciptkan produk yang berkualitas, kamu juga perlu menentukan harga jual yang masuk akal. ...
Setiap pebisnis pastinya sangat ingin meningkatkan penjualan dari produk maupun layanan yang dib...