Strategi social media marketing untuk brand-mu mungkin sudah tersusun dengan matang, tapi bukan berarti kamu bisa langsung posting. Ada beberapa etika dalam social media marketing yang esensial dan perlu kamu pertimbangkan, karena akan berdampak langsung pada performa marketing brand-mu.
Etika dalam social media marketing ini akan membantu kamu menemukan titik keseimbangan. Jika kamu terkesan profit-oriented dan melakukan hard-selling, bisa-bisa audiensmu kabur duluan. Jika kamu terlalu jarang berinteraksi dengan audiens dan pelit engagement, bisnismu akan kekurangan leads atau penjualan malah menurun. Karena itu, kamu perlu tahu DOs dan DON’Ts dalam menjalankan social media marketing.
Rencana jangka panjang
DOs: Kamu perlu menentukan tujuan yang ingin kamu capai melalui social media marketing ini. Apakah kamu ingin men-generate leads? Apakah kamu mengincar traffic ke website, atau berfokus pada call to action? Berapa target leads maupun traffic tersebut? Dengan menjawab pertanyaan di atas, kamu akan bisa berfokus pada satu tujuan dan mengukur kesuksesan marketing yang kamu lakukan.
DON’Ts: Hindari menjalankan social media marketing tanpa rencana dan hanya berimprovisasi sambil jalan. Tanpa tujuan dan metrik kesuksesan, kamu akan kesulitan mengukur progress serta menganalisa hasil dari marketing yang sudah kamu jalankan. Hal tersebut akan menghambat prosesmu dalam mengembangkan bisnis di media sosial.
Baca juga: Rencanakan Social Media Marketing-mu dengan Cara Ini!
Membangun hubungan dengan audiens
DOs: Lewat media sosial, kamu akan bisa mendekati audiens dan engage secara one-on-one. Artinya, pendekatan yang dilakukan bukan marketing yang hanya menjual, namun berupaya untuk lebih personal dan manusiawi, seperti networking pada umumnya. Dengan begitu, kamu juga bisa berbagi perspektif dengan audiens maupun customer potensialmu.
DON’Ts: Hindarilah menjadikan media sosial hanya sebagai salah satu media untuk broadcast pesan-pesan marketing, karena kamu akan kehilangan kesempatan untuk membangun hubungan dan koneksi yang baik dengan audiens. Jika hanya ingin memberikan informasi promosi atau semacamnya, kamu bisa memanfaatkan media lain. Media sosial di sini sangat berperan dalam menyebarkan brand values dan mubazir jika kamu hanya promosi terus menerus.
Lakukan dengan sepenuh hati
DOs: Berkomunikasi dengan sepenuh hati kepada audiens akan membangun kepercayaan untuk prospek brand dan bisnismu ke depannya. Audiens sadar betul jika kamu berusaha untuk mengambil angle yang hanya bertujuan untuk menyampaikan marketing messages. Karena itu, kamu perlu melakukan komunikasi secara tulus dan sepenuh hati.
DON’Ts: Jika kamu tidak berupaya untuk networking dan membangun hubungan dengan audiens sepenuh hati, audiens juga akan menyadari ketidaktulusanmu. Jika kamu tidak tulus, segala pesan dan informasi yang kamu sampaikan, juga upayamu dalam mendekati audiens, akan terkesan fake.
Memberikan value dari interaksi dengan audiens
DOs: Saat kamu sedang engage dengan audiens maupun customer potensial, kamu perlu memberikan value atau nilai dari engagement-mu. Value bisa datang dari insights atau informasi yang mampu kamu berikan kepada audiens, maupun konten-konten baru untuk disajikan. Yang penting, engagement-mu dengan audiens punya nilai tertentu dan bisa bermanfaat, utamanya tentang produk atau bisnis-mu.
DON’Ts: Media sosial memang jadi tempat yang cocok untuk marketing, namun tidak untuk close deal. Kamu sebaiknya tidak menjadikan media sosial hanya untuk pitching produk dan promosi saja, karena dealing bisa kamu lakukan di akhir diskusi bersama customer potensial.
Baca juga: Tips & Trik Pemasaran Bisnis dengan Budget Terbatas
Komunikasi dua arah
DOs: Selain memberikan informasi, media sosial juga bisa menjadi sumber informasi dan menyediakan feedback dari audiens yang kamu butuhkan untuk berkembang. Segala informasi seperti industry insights, berita terkini, tren di kalangan audiens, hingga seputar kompetitor bisa kamu dapatkan dengan ‘menguping’ di media sosial. Karena itu, kamu harus siap memasang telinga untuk segala feedback maupun berita-berita terkini dan tidak hanya menyebarkan informasi.Â
DON’Ts: Kalau kamu hanya menggunakan media sosial untuk memberikan informasi secara searah, kamu bisa melakukan itu lewat media lain. Kamu akan kehilangan kesempatan untuk melakukan riset, engagement, dan mendengarkan audiens.
Membangun kepercayaan
DOs: Melalui sharing informasi dan insights serta melakukan engagement dengan audiens, maka kamu sudah menjadi brand yang kredibel di mata audiens. Kredibilitas ini akan meyakinkan lebih banyak customer potensial untuk bertransaksi dengan brand-mu. Sisanya, biarkan customer yang menghubungi atau mendatangi website toko online-mu.
DON’Ts: Hindari langsung berjualan atau mempromosikan produk setelah melakukan pendekatan dengan audiens, apalagi close deal di direct message media sosial. Biarkan customer memutuskan sendiri kapan mereka ingin bertransaksi dan membeli produkmu.
Related posts:
Menjalankan bisnis memang bukan suatu hal yang mudah, sehingga diperlukan banyak ilmu dan pengalam...
Punya ide bisnis yang keren dan inovatif? Bagus! Tapi langkah selanjutnya apa? Kamu mungkin perlu st...
Dengan semakin meningkatnya transaksi belanja secara online, dapat dipastikan tahun 2015 ini adalah ...