Blog

Jelang Ramadan, Bagaimana Perilaku Online Shoppers saat Pandemi COVID-19?

Bulan suci Ramadan merupakan salah satu bulan yang paling ditunggu-tunggu oleh umat Islam di berbagai negara termasuk di Indonesia. Di bulan ini, umat Islam menjalani berpuasa dan juga bersilahturami dengan teman dan keluarga. Biasanya, transaksi belaja online di platform e-commerce juga ikut melonjak di bulan-bulan ini. Namun, pandemi Covid-19 yang diprediksi akan memuncak di bulan Ramadan bisa berdampak pada hal-hal tersebut. 

Biasanya, bulan Ramadan memang menjadi kesempatan emas bagi toko ritel, online shop, maupun e-commerce untuk mempromosikan produk atau jasanya dan meningkatkan penjualan. Pasalnya, sebelum lebaran para karyawan akan menerima bonus THR sehingga pengeluaran di masa ini pun biasanya lebih besar dibandingkan bulan-bulan lain. 

Baca juga: Hadapi Dampak Pandemi COVID-19, Ini Tips untuk Bisnis UKM

Namun, dengan adanya wabah Covid-19, kebiasaan-kebiasaan ini pun diprediksi bisa ikut berubah. Beberapa daerah mulai menutup wilayahnya untuk membatasi gelombang mudik. Pemerintah pun mulai mempertimbangkan untuk melarang atau membatasi mudik. Beberapa mall dan pusat perbelanjaan ditutup. Masyarakat diimbau untuk mengurangi aktivitas di luar rumah, apalagi di tempat ramai. Akibatnya, jumlah pengunjung toko ritel pun otomatis berkurang. 

Di sisi lain, banyak orang yang akhirnya beralih ke platform e-commerce untuk membeli kebutuhan sehari-harinya. Banyak brand pun mulai masuk ke ranah e-commerce untuk menggantikan pendapatan dari toko ritel yang berkurang jauh, baik dengan cara bergabung ke marketplace atau mengembangkan website toko online mereka sendiri. Selain itu, e-commerce juga menjadi jembatan bagi bisnis UKM agar tetap bisa bertahan di tengah pandemi Covid-19 ini. 

Perilaku Belanja Masyarakat Selama Ramadan

Menurut data Shopback, orang Indonesia lebih sering belanja online saat jam kerja selama masa Ramadan. Biasanya, penjualan e-commerce di minggu pertama bulan Ramadan bisa meningkat hingga 102% dan memuncak hingga 142% di minggu ketiga. Barang-barang yang banyak dibeli di bulan Ramadan di antaranya pakaian atau fashion, mainan, gadget, dan produk kecantikan. Namun, jumlah transaksi di beberapa kategori ini juga kemungkinan akan terdampak dengan adanya wabah Covid-19.

Kategori fashion merupakan salah satu kategori yang paling banyak dicari di bulan Ramadan. Biasanya, orang-orang akan menggunakan baju baru saat berkumpul dengan keluarga. Menurut data eCommerceIQ, rata-rata orang Indonesia menghabiskan  Rp 1-5 juta untuk berbelanja pakaian di bulan Ramadan.

Baca juga: Bagaimana Pandemi COVID-19 Berdampak pada E-Commerce?

Dampak COVID-19 saat Bulan Ramadan

Dengan adanya Covid-19, kumpul-kumpul bersama sanak saudara dan teman pun kemungkinan besar tidak bisa dilakukan. Namun, ini tidak otomatis berarti penjualan kategori fashion akan menurun lho. Karena walaupun tidak kumpul-kumpul, tradisi mengenakan baju baru saat Ramadan pun tetap bisa dilakukan di dalam keluarga sendiri walaupun tidak bisa berkumpul dengan keluarga besar. Selain itu, banyak juga yang biasanya membuat foto keluarga untuk dibagikan ke grup chat keluarga atau teman untuk mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri. 

Biasanya, jumlah pembelian pakaian yang paling meningkat adalah baju anak-anak. Anak-anak umumnya mendapat hadiah saat Ramadan dari keluarga, terutama jika anak tersebut baru menjalankan ibadah puasa pertamanya. Selain baju, anak-anak juga biasanya mendapat hadiah mainan. Oleh karena itu, penjualan games dan mainan di e-commerce juga kemungkinan akan meningkat, terutama dengan banyaknya toko ritel yang tutup sehingga tidak memungkinkan untuk membelinya langsung ke toko.

Begitu pula dengan produk elektronik dan gadget, karena banyak orang yang saat ini hanya beraktivitas di rumah maka pembelian produk elektronik dan gadget yang dapat memberikan hiburan pun kemungkinan akan meningkat. Apalagi dengan adanya THR yang memungkinkan banyak orang untuk membeli barang dengan nominal yang cukup besar. 

Kategori produk yang juga mungkin terdampak dengan Covid-19 ini adalah produk kecantikan. Biasanya, menjelang Ramadan banyak brand kecantikan mengadakan pameran, open house, dan sale besar-besaran. Namun, dengan adanya pandemi Covid-19, acara-acara ini tentu tidak bisa berlangsung. Hal ini mungkin bisa mempengaruhi demand produk kecantikan. 

Baca juga: Apa yang Bisa Dilakukan oleh Brands saat Pandemi Coronavirus?

Kesimpulan

Secara keseluruhan, bulan Ramadan memang mengubah kebiasaan dan perilaku belanja masyarakat. Dengan ketidakpastian yang ditimbulkan dari pandemi Covid-19, banyak aktivitas perayaan yang biasanya dilakukan saat libur lebaran pun beralih ke online, salah satunya berbelanja.

Beberapa toko online dan e-commerce pun mengambil sejumlah langkah preventif seperti mewajibkan karyawan menggunakan masker dan sarung tangan untuk mengurangi kekhawatiran konsumen sekaligus mencegah terjadinya penyebaran virus Corona. 

Beralih ke e-commerce bisa menjadi salah satu solusi alternatif bagi bisnis maupun brand untuk bisa bertahan menghadapi kondisi seperti saat ini. Melalui e-commerce, konsumen jadi tetap bisa membeli berbagai produk dan jasa yang dibutuhkan dan tetap merasa keamanannya terjamin. 

To SIRCLO, the success of your online business is a priority.

Start your success story now!