Blog

Kenali Jenis-Jenis Marketplace untuk Meningkatkan Penjualanmu di 2020

Marketplace merupakan salah satu platform yang dapat membantu pebisnis khususnya pebisnis UKM untuk menjangkau target pasar yang lebih luas dan meningkatkan penjualan mereka. Layaknya model bisnis, marketplace juga terdiri dari berbagai macam jenis.

Tiap-tiap jenis memiliki ciri khas dan manfaatnya masing-masing, tinggal disesuaikan dengan produk yang dijual dan tujuan bisnis. Dari masing-masing jenis marketplace tersebut, cara dan strategi penjualan di tiap platform juga berbeda-beda.

Baca juga: Terapkan Cara-Cara Ini Agar Lapak Marketplace-mu Ramai Pengunjung!

Berikut beberapa jenis marketplace yang bisa kamu pilih sebagai platform untuk berjualan serta hal-hal yang bisa kamu pertimbangkan sebelum berjualan di marketplace. 

Business to Business (B2B)

Marketplace B2B merupakan platform yang memungkinkan terjadinya penjualan antara pelaku bisnis yang satu dengan yang lainnya. Jadi konsumen dari bisnis B2B biasanya sebuah kelompok atau organisasi dan bukan perorangan. 

Misalnya jika kamu menjual peralatan kantor. Artinya, konsumen kamu bukan individu tetapi perusahaan-perusahaan yang baru mempunyai kantor sendiri atau pindah kantor. Contoh lainnya adalah apabila kamu menjual material dasar yang dibutuhkan perusahaan lain, misalnya menjual kain kepada perusahaan manufaktur baju. 

Apabila kamu menjalankan bisnis model seperti di atas, terdapat beberapa marketplace B2B yang bisa kamu manfaatkan untuk berjualan di antaranya Mbiz dan Ralali.com. Karena dalam bisnis B2B klienmu merupakan bisnis lain, maka reputasi menjadi sangat penting. 

Berikan pelayanan yang baik agar kamu bisa meyakinkan mereka untuk berbisnis denganmu dalam jangka panjang dan membangun hubungan baik dengan mereka. Semakin banyak feedback dan review positif pada lapakmu di marketplace maka calon klien pun akan semakin yakin. Berikan pilihan pembayaran yang efisien dan praktis, misalnya melalui bank transfer dan kartu kredit dengan cicilan 0%. 

Business to Consumer (B2C)

Berbeda dengan B2B, dalam model bisnis business to consumer (B2C) pebisnis menjual produk atau jasanya langsung kepada individu atau konsumen akhir. Pada dasarnya bisnis B2C sama seperti toko ritel yang menjual produk eceran. Bedanya, penjualan lewat web jualan online maupun marketplace lebih fleksibel dan dinamis.

Pada marketplace B2C, logistik dan pengiriman barang dikendalikan oleh marketplace dan bukan penjual. Oleh karena itu, marketplace B2C memiliki gudang sendiri dan proses untuk menjadi seller-nya pun biasanya lebih rumit. Keuntungannya, kamu tidak perlu repot mengurus packing dan pengiriman. Contoh marketplace B2B adalah Lazada dan Zalora. Apabila kamu memiliki website toko online sendiri, itu juga merupakan contoh dari B2C. 

Karena proses transaksi pada dasarnya ditangani oleh marketplace, kamu bisa lebih fokus untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk yang kamu jual. Selain itu, rata-rata marketplace B2C juga menawarkan fitur promosi baik di website toko online-nya maupun media sosial yang bisa kamu manfaatkan untuk mengoptimalkan penjualan. 

Consumer to Consumer (C2C)

Salah satu jenis marketplace yang paling umum adalah C2C, dimana konsumen bisa bertransaksi sebagai penjual maupun pembeli dengan konsumen lainnya. Artinya, marketplace hanya berfungsi sebagai penengah untuk proses transaksi antara penjual dan pembeli. Contoh dari marketplace C2C adalah Tokopedia dan Lazada.

Namun, saat ini terjadi peleburan antara marketplace B2C dan C2C dimana sejumlah marketplace menyediakan pilihan kepada penjual apakah ingin sepenuhnya menangani penjualan sendiri ataupun dibantu oleh marketplace. Salah satu contohnya adalah Tokopedia lewat fitur TokoCabang. 

Agar penjualan di marketplace C2C bisa maksimal, pastikan kamu memiliki profil dan deskripsi toko maupun produk yang jelas serta foto produk yang berkualitas. Selain itu, berikan juga respons yang cepat dan ramah kepada calon pembeli sehingga reputasi lapakmu bagus. Kamu juga bisa mempromosikan lapakmu di media sosial. 

Consumer to Business (C2B)

Kebalikan dari 2BC, dalam model bisnis C2B konsumen atau individulah yang menyediakan produk atau jasanya kepada perusahaan. Biasanya platform C2B kebanyakan menawarkan jasa dibandingkan produk. Contoh dari platform C2B adalah situs freelancer seperti Sribulancer atau istockphoto.com yang merupakan platform fotografer untuk menjual foto-foto mereka. 

Untuk bisa sukses berbisnis melalui platform C2B, pastikan kamu memiliki portofolio yang update dan benar-benar menunjukkan keahlianmu sehingga bisnis yang sedang mencari jasa bisa yakin dengan dengan hasil kerja kamu. Bangun komunikasi yang baik dengan klien mulai dari detail pekerjaan, durasi, hingga budget. Penuhi deadline yang sudah disepakati agar reputasimu baik. 

Online to Offline (O2O)

Marketplace O2O merupakan platform yang menggunakan saluran online maupun offline. Misalnya, konsumen bisa memesan barang secara online tetapi juga bisa mengecek barang tersebut secara langsung di toko offline atau mengambil barangnya di toko setelah memesan secara offline. Melalui model ini, pebisnis UMKM menjadi semakin mudah untuk melebarkan jangkauannya dengan lebih efisien. 

Sejumlah marketplace B2C dan C2C pun telah merambah ke model O2O ini. Contohnya JD.id lewat toko fisiknya JD.id X Mart di PIK Avenue dan Blibli lewat Blibli Instore. Contoh platform O2O lainnya adalah MatahariMall dan Alfacart dimana konsumen bisa memesan barang secara online kemudian mengambilnya di toko terdekat.

Karena berjualan secara online maupun offline, usahakan untuk menggunakan foto produk yang asli sehingga pembeli pun tahu betul tampilan dari produk yang mereka pesan dan tidak merasa kecewa saat menerima barang tersebut. 

Kekurangan dan Kelebihan Berjualan di Marketplace

Dengan menjajakan produk atau jasa melalui marketplace, kamu bisa menjangkau pasar yang lebih luas. Selain itu, kamu pun juga dimudahkan untuk berjualan dengan banyaknya fitur yang bisa membantu proses transaksi antara kamu dan pembeli. Biaya yang dibutuhkan untuk membuat lapak di marketplace juga relatif murah atau bahkan tanpa biaya.

Di sisi lain, di marketplace ada begitu banyak penjual lainnya. Artinya, kamu harus bisa bersaing dengan mereka mulai dari harga, kualitas, reputasi, pelayanan, dan sebagainya. Selain itu, fitur pencariannya juga tidak bisa dipastikan akan selalu mengarah ke produk yang kamu jual ataupun lapak online-mu.

Baca juga: 5 Cara Meningkatkan Kepercayaan Pelanggan Terhadap Tokomu di Marketplace

Oleh karena itu, sebaiknya kamu tetap memiliki website toko online sebagai platform utama untuk berjualan. Dengan memiliki web jualan online, kamu memiliki platform sendiri untuk menjual produk dan membagikan konten-konten yang berhubungan dengan brand-mu. Kamu bisa membuat website toko online dengan menggunakan jasa pembuatan website ecommerce.

Sementara untuk mengelola lapak toko online-mu di beberapa marketplace, kamu bisa memanfaatkan layanan manajemen multichannel e-commerce untuk memudahkan kamu memantau penjualan di tiap platform. Dengan demikian, kamu bisa mengembangkan bisnismu dengan maksimal dan sukses jualan online!

To SIRCLO, the success of your online business is a priority.

Start your success story now!