Blog

Kisah Sukses Agree To Shop: Memaksimalkan Kehadiran Platform Online

Tentu, brand Agree To Shop (ATS) sudah tidak terdengar asing lagi di telinga komunitas fashion online Indonesia. Diluncurkan pada tahun 2006, label ini menciptakan busana siap pakai, tas dan aksesoris yang memiliki konsep edgy casual. Sekarang, brand lokal ini tidak hanya diminati oleh pasar dalam negeri, namun juga dari luar seperti Singapura, Malaysia, dan Filipina. Hebatnya lagi, seluruh rancangan koleksi ATS hanya didesain seorang diri oleh Regina Rafika, yaitu Founder, Owner dan Creative Director dari clothing line yang kini sudah hampir 10 tahun berjalan.

Beberapa pekan lalu, tim SIRCLO memiliki kesempatan untuk bertemu dengan Regina yang menceritakan secara langsung bagaimana bisnis Agree To Shop, yang meskipun diawali dari promosi mulut ke mulut saja, dapat meraih kesuksesan dengan  memaksimalkan kehadiran mereka di berbagai platform online — salah satunya online shop. Kami juga mendengarkan bagaimana koleksi desainnya, yang telah menjadi trendsetter di kalangan bisnis fashion Indonesia, menghadapi pasar yang kini semakin kompeitif. Simak percakapan kami bersama Regina, atau lebih akrab disapa Rere, di kantor pusat SIRCLO.

Siang, bu Rere! Apa yang sebenarnya menginspirasi Anda untuk menekuni bisnis sendiri?

Jadi sejak SMA dulu aku sudah coba-coba jualan barang vintage, yang kemudian aku lanjutkan setelah mendapat banyak peminat. Karena passion dan strength aku memang di fashion design (dulu kuliah di Instituto di Moda Burgo Indonesia), aku jadi terpikir untuk membuat brand fashion yang bisa memadukan tren busana wanita muda zaman sekarang, dengan personal touch atau sentuhanku sendiri.

Bagaimana perkembangan Agree To Shop (ATS) sejak pertama dilaunch sampai saat ini?

Sejak awal dilaunch, ATS sudah berbasis online — melalui mulut ke mulut, yang kemudian lanjut ke media sosial seperti Facebook dan Twitter, sampai saat ini menggunakan webstore untuk berjualan. Inget banget dulu ‘kelabakan’ pegang handphone karena banyak banget pertanyaan maupun request dari peminat dan pembeli lewat Line dan Whatsapp.

Sejak terjun ke platform situs online shop, kita selalu arahin mereka untuk mengacu pada website, di mana semua informasi yang mereka butuhkan sudah tertera dengan jelas dan lengkap. Lama-lama, mereka bisa ‘menerima’ dan menggunakan platform ini dengan efektif, jadi fokus kita cukup di webstore saja, yang bikin pengurusan admin jauh lebih gampang dan efisien. Di luar itu, kita punya offline store yang berlokasi di The Foundry 8, daerah SCBD Jakarta Selatan dan juga koleksi di Alun-alun Sogo Central Park.

Apa inspirasi & konsep di balik setiap desain produk ATS?

Simple, sih. Karena desainnya dibuat oleh aku sendiri, pendekatannya cukup easy-going. Inspirasi bisa ambil dari apapun yang aku lihat. Sebelum memulai rancangan, pastinya semua diawali dengan mengambil tema atau fashion style yang lagi in. Bahan-bahan pakaiannya juga dari hasil hunting sendiri. Dari segi konsep, bisa dibilang gayanya kasual dan basic, tapi mengarah ke edgy. Desainnya feminin, tapi cenderung menggunakan warna-warna yang netral atau pastel.

Peminat ATS sejauh ini dari kalangan mana saja?

Sejauh ini peminatnya cendurung wanita karir dan ibu rumah tangga, kurang lebih yang berusia 20 tahun ke atas. Tapi kita juga beberapa kali mendapatkan customer yang usianya lebih tua. Mungkin karena gaya desain dan penggunaan warna cukup basic, peminatnya jadi cukup luas. Ya — bisa dibilang, kekuatan ATS memang di desainnya.

Inisiatif marketing yang telah dilakukan?

Kita sudah terlibat dalam beberapa bazar-bazar untuk promote nama. Ada juga beberapa kolaborasi dengan marketplace seperti Berrybenka dan Zalora, kemudian reseller kayak Widely Project di Bandung dan fashion brand lain seperti Bobobobo. Endorsement juga kita lakukan. Sejauh ini medium yang paling efektif memang Instagram, karena bisa pasar yang luas baik dari Indonesia ataupun dari luar.

Tantangan yang sejauh ini dihadapi, dan rencananya ke depan?

Mungkin karena rancangan ATS yang cukup unik dan banyak diminati sama segmen pasar yang luas, banyak kompetitor yang ingin meniru desain koleksi kita. Ya, namanya juga kompetisi. Yang jelas kita tetap fokus ngembangin desain untuk koleksi-koleksi berikutnya. Meskipun peminat kita sudah sampai Singapura, Malaysia dan Filipina, saat ini kita masih menyusun strategi selanjutnya dalam segi promosi, biar nama ATS semakin dikenal. Kita pun belum terlalu fokus ke pembuatan offline store sendiri karena sudah ada kerja sama dengan beberapa reseller, sepeti fashionvalet.com dari Malaysia.

Pertanyaan terakhir — Ada saran untuk wirausaha yang ingin memulai bisnis sendiri?

Kalau kamu masih baru banget di dunia bisnis, mulai usaha dari yang kecil-kecil dulu, jangan langsung mengeluarkan modal dan upaya yang terlalu besar. Bukan untuk main aman, tapi kamu harus bisa menilai potensi produk kamu di pasar dan juga mengasah kemampuan untuk berjualan – mau online, maupun offline.

Terima kasih bu Rere, sukses terus ya!


******
Ingin membangun kisah bisnismu sendiri yang juga sukses? Kini saatnya membuat toko online-mu sendiri bersama SIRCLO. Coba sekarang dan nikmati berjualan online GRATIS tanpa batas waktu dan komitmen!

To SIRCLO, the success of your online business is a priority.

Start your success story now!