23 Oktober 2016 – Ideafest adalah festival kreativitas yang diadakan di Jakarta setiap tahunnya dengan tujuan memberikan inspirasi dan membuka kesempatan networking. Ajang komunitas kreatif ini kembali merajut ide serta pengalaman ribuan talenta anak bangsa dalam bentuk festival konten video, talkshow, dan konferensi.
Founder & CEO SIRCLO, Brian Marshal, diundang untuk menjadi salah satu pembicara dalam diskusi bertajuk Startup Struggle is Real bersama dengan Aria Rajasa, Founder Tees.co.id, yang dimoderatori oleh Doni Priliandi dari Happy5.co. Brian bercerita tentang pengalamannya mencari seed funding*) pada tahun 2013 saat ingin memulai bisnis SIRCLO bersama dengan beberapa co-Founder lainnya. Kerja kerasnya dalam tahapan ini turut didukung oleh ide menarik yang sudah ada contoh suksesnya di Amerika Serikat dan sejalan dengan latar belakang pendidikan maupun pekerjaan sebelumnya. Namun, fase-fase berikutnyalah yang ternyata lebih menantang dan mengalami banyak penolakan dari investor.
Jawaban “Tidak” terberat yang pernah diterima oleh CEO SIRCLO ialah ketika kondisi keuangan sedang sangat ketat lalu ditolak saat mengajukan pembiayaan. Sebaliknya, saat menerima dana investasi dalam jumlah yang tidak sedikit juga bukan berarti pengeluaran bisa lepas kendali. Brian pernah melalui fase di mana ia harus memutar otak agar bisa membayar gaji semua karyawan yang akhirnya tetap bisa terbayarkan meskipun di sisi lain harus meminjam sejumlah uang untuk dirinya sendiri. Menurutnya, justru saat itu penting untuk merefleksikan apakah bisnis yang dijalankan sudah baik serta hal apa yang perlu segera diperbaiki.
Lebih spesifik mengenai memutus hubungan kerja dengan teman-teman yang waktu itu bekerja di SIRCLO, Brian menceritakan beban moral yang rasanya hanya ditanggung sendiri. Tahun 2015, perusaahannya perlu mengambil langkah ekstrem untuk tidak lagi mempekerjakan 10 dari 30 orang karena butuh efisiensi biaya. Hal yang paling sulit kala itu ialah tetap bertanggungjawab dengan menjaga suasana hati dan emosi tetap stabil agar tidak membuat karyawan resah. Tidak hanya memikirkan cara untuk menyampaikan rencana Iay-off kepada 10 orang, Brian juga sadar bahwa ia perlu tetap memotivasi dan membangun suasana kerja agar kembali kondusif bagi 20 orang lainnya. Dalam hal ini, Brian tidaklah sendiri. Di kemudian hari, ada teman-teman dari perusahaan startup lain yang mengalami hal yang sama. Mereka lalu menghubungi SIRCLO (Brian) untuk berbagi pengalaman dan meminta saran untuk melakukan pemutusan hubungan kerja dengan cara terbaik.
Pada dasarnya, alasan Brian memilih untuk memulai bisnis SIRCLO adalah karena ia cukup menguasai bidang teknologi ini. Semangat perusahaan yang ingin memberdayakan para pengusaha untuk berjualan online menjadi alasan kenapa ia senang menjalaninnya. Saat memulai bisnis startup, CEO atau founder bisa bergerak sendiri atau memiliki partner. Dalam hal ini, Brian menyarankan untuk bisa terbuka dengan mitra kerja, mulai dari urusan bisnis sampai ke masalah pribadi seperti sedang bertengkar atau putus dengan pacar, karena sekiranya akan mempengaruhi performa kerja. Brian tidak memiliki mentor secara spesifik yang berperan sebagai support system, tetapi ia terbiasa berdiskusi dan ‘curhat’ kepada teman-teman yang jauh lebih senior dalam mengelola sebuah bisnis.
Selama 3 tahun, SIRCLO telah mengalami beberapa kejadian yang kurang menyenangkan seperti kondisi keuangan yang ketat, merumahkan 1/3 dari jumlah karyawan, dan co-Founder mengundurkan diri. Sempat ada titik di mana Brian bahkan mempertanyakan diri sendiri apakah ia sedang memperjuangkan hal yang tepat dan apakah memang sebaiknya berhenti saja sampai di sini. Kegagalan adalah fakta yang harus siap diterima oleh semua orang yang terlibat dalam menjalani sebuah bisnis. Semua hal tersebut sedikit banyak telah memberi pelajaran untuk mengelola bisnis yang berumur panjang. Sebagai CEO, ia selalu berusaha untuk berorientasi kepada kesulitan-kesulitan konsumen dan senantiasa menyediakan solusi bagi mereka. Komunikasi yang terbuka dan transparan dipercaya sebagai cara terbaik untuk mengatasi krisis yang dihadapi perusahaan.
Related posts:
JAKARTA, 6 Desember 2022—Belakangan, menjadi content creator adalah salah satu profesi paruh waktu y...
Memanfaatkan teknologi, Ibu memiliki potensi besar untuk dapat berdaya secara ekonomi dari rumah.Pa...
JAKARTA, 2 Februari 2023 — Bertepatan dengan HUT Holding BUMN Farmasi yang ke-3, Bio Farma sebagai i...