Menilik Tantangan Bisnis Warung dan Peluang Solusi dari Pemimpin Pasar FMCG

Menilik Tantangan Bisnis Warung dan Peluang Solusi dari Pemimpin Pasar FMCG

Menilik Tantangan Bisnis Warung dan Peluang Solusi dari Pemimpin Pasar FMCG

January 10, 2023

Ibu Esih, Pemilik Warung

Warung Pintar menjawab tantangan utama pemilik warung, terutama stok barang dagangan produk Fast Moving Consumer Goods (FMCG).

JAKARTA, 10 Januari 2023 — Data Euromonitor mencatat bahwa terdapat 3,61 juta retail di Indonesia pada 2021. Angka tersebut mencakup ekosistem bisnis warung, yang sudah ada sejak lama dan sangat dekat dengan masyarakat Indonesia. Menurut survei internal Warung Pintar, 9 dari 10 masyarakat Indonesia memenuhi kebutuhan hariannya di warung, mulai dari kebutuhan pokok hingga makanan siap santap. Hal tersebut menghasilkan nilai penjualan ritel tradisional yang mencapai lebih Rp 6 triliun setiap harinya. 

Di balik potensi warung yang sangat besar, terdapat banyak tantangan yang masih dihadapi oleh pemilik warung. Salah satu pemilik warung, Ibu Esih, mengungkapkan tantangan utama dalam mengembangkan warungnya sebelum bergabung dengan Warung Pintar.

Sulitnya Mendapatkan Stok Warung yang Serba Ada dengan Harga yang Lebih Pasti

Untuk dapat terus memenuhi kebutuhan stok barang dagangannya, Ibu Esih harus menyetok barang sendiri dengan berbelanja langsung ke agen. Setidaknya Ibu Esih harus berbelanja ke 2–3 agen terdekat karena tidak semua kebutuhan warungnya dapat dipenuhi. Satu agen rata-rata dapat memenuhi 30% dari total kebutuhan barang dagangan. Saat berbelanja pun, Ibu Esih kerap kali harus mengantri untuk mendapatkan stok barang favorit oleh banyak warung. Hal ini membuat Ibu Esih menghabiskan waktu 2–4 jam untuk berbelanja yang mengharuskannya  meninggalkan anak di rumah atau membawa anaknya berbelanja. Adapun tantangan lainnya seperti risiko kecelakaan di jalan, yang menyebabkan barang hilang atau rusak. “Kalau belanja di agen saya harus menghabiskan waktu untuk memilih barang dagangan, kemudian antri dan juga bawa membawa barang belanjaan sendiri,” kata Ibu Esih, Pemilik Warung.

Hal lain yang sering kali tidak disadari oleh para pemilik warung seperti Ibu Esih saat berbelanja secara offline di grosir adalah biaya operasional yang harus dikeluarkan, yaitu sebesar Rp 20–30 ribu untuk 1 kali belanja atau hampir Rp 500 ribu rupiah secara total dalam 1 bulan. Biaya operasional tersebut terdiri dari biaya bensin, uang rokok, jajan anak, sampai uang parkir dan tips angkut. Jika diakumulasi, biaya operasional tersebut setara dengan 15% dari total pendapatan rumah tangga. 

Dalam proses pemenuhan stok barang, Ibu Esih pun tidak mendapat visibilitas harga pasaran sebenarnya yang ditetapkan oleh produsen, dikarenakan semua diserahkan oleh mekanisme harga pasar. Dampaknya, Ibu Esih kerap kali mendapatkan barang yang lebih mahal antara 5–10% dari harga seharusnya. Tidak sedikit pemilik warung yang pada akhirnya bertanya soal harga beli dan harga jual di forum media sosial Facebook dan grup Whatsapp.

Permasalahan di atas menggambarkan tantangan yang kerap kali dihadapi oleh Ibu Esih dan jutaan warung lainnya saat menyetok barang dagangan. Kegiatan menyetok barang dagangan yang mayoritas produk Fast Moving Consumer Goods (FMCG) menjadi hal penting karena lebih dari 90% penjualan warung berasal dari penjualan barang fisik. Hal inilah mengapa warung sebagai usaha mikro menjadi sangat sulit untuk berkembang.

Warung Pintar Dukung Pemimpin Pasar FMCG Ubah Tantangan Warung jadi Peluang

Melihat tantangan tersebut, Agung Bezharie Hadinegoro, Co-Founder Warung Pintar mengatakan, “Kami melihat tantangan tersebut sebagai peluang yang belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh pemimpin pasar FMCG. Warung Pintar ingin hadir sebagai jembatan bagi warung dan pemimpin pasar FMCG agar dapat saling terhubung melalui alur distribusi yang lebih transparan. Untuk itu, Warung Pintar menyediakan rantai pasok distribusi yang mengintegrasikan teknologi dalam alur distribusi, operasional, sampai optimalisasi potensi usaha. Pada akhirnya, kami mengoptimalisasi peran dan kolaborasi para aktor yang terlibat dalam rantai pasok ritel tradisional.”

Bagi warung mikro seperti Ibu Esih, berbelanja semakin mudah dengan memanfaatkan aplikasi kulakan warung dengan berbagai pilihan pemasok baik dari pemilik merek besar atau principal hingga Grosir Pintar. Sistem belanja ini dapat menyesuaikan kebutuhan warung baik dari jenis barang, jumlah kulakan, aksesibilitas jalan, lama pengiriman, dan fleksibilitas pembayaran. Di sisi lain, dengan sistem belanja online lewat aplikasi, warung tidak memerlukan usaha, waktu, dan biaya lebih untuk aktivitas kulakan.

Bagi brand, principal, serta distributor, mereka dapat terhubung dengan warung dan grosir secara langsung lewat Distributor Pintar untuk menjadi pemasok langsung bagi warung sampai monitoring performa penjualan, pergerakan barang dan harga, dan performa kompetitor. Transparansi data juga dapat dengan mudah didorong sebagai bahan strategi bisnis ke depan. 

Kemitraan Strategis dengan PT ABC President Indonesia Tingkatkan Performa Penjualan Hingga Market Share

Dalam misinya untuk mendongkrak pertumbuhan warung-warung di Indonesia, Warung Pintar bermisi memperluas jaringan mitra FMCG. Selama enam bulan ke belakang, Warung Pintar sudah menjalankan kemitraan strategis dengan PT ABC President Indonesia untuk meningkatkan penetrasi produk di sektor akar rumput. Saat ini, produk PT ABC President Indonesia seperti mie instan ABC Selera Pedas dan minuman berkemasan Nu Green Tea telah tersedia dalam aplikasi Warung Pintar.

Andri Adhiwiryawan, Head of Sales, PT ABC President Indonesia mengatakan, “Selama kemitraan ini berlangsung, kami merasa terbantu dengan solusi strategis yang diberikan oleh Warung Pintar. Kami berharap dapat menjangkau lebih banyak warung dan  meningkatkan penetrasi produk serta performa penjualan.”

Selain itu, Warung Pintar memberikan added value bagi PT ABC President Indonesia melalui strategi product focus yang dapat menargetkan peningkatan penjualan pada produk-produk yang ingin difokuskan. Salah satu produk yang menjadi fokus adalah lini minuman berkemasan Nu Yogurt Tea, Nu Teh Tarik dan Nu Milk Tea. Berdasarkan data internal Warung Pintar, performa penjualan produk tersebut meningkat hingga 50% setiap bulannya. Terhitung sejak Juli hingga September 2022, jumlah warung yang membeli produk dari PT ABC President Indonesia turut mengalami kenaikan sebesar 90%. Peningkatan ini juga berimbas pada market share produk minuman kemasan dan mie instan milik PT ABC President Indonesia, dimana pertumbuhannya tercatat mencapai hingga 61%. 

“Kedepannya kami akan menjalin lebih banyak kemitraan dengan pemimpin industri FMCG untuk memastikan stok yang serba ada dengan harga yang lebih pasti. Kami juga akan terus memperbaharui aplikasi Warung Pintar agar tetap relevan dengan kebutuhan juragan seiring berjalannya waktu. Seluruh upaya kami kerahkan untuk memberdayakan warung agar bisa terus berkembang di tengah segala kondisi ekonomi,” tutup Agung.

***

Tentang Warung Pintar

Warung Pintar adalah perusahaan teknologi bisnis ritel baru dengan misi mentransformasi jutaan bisnis ritel mikro yang terfragmentasi, terutama warung, demi masa depan perekonomian Indonesia. Pada awal 2021, Warung Pintar melakukan ekspansi dengan memberikan solusi terlengkap pada ekosistem bisnis warung, bahkan tidak hanya untuk warung, tetapi juga untuk brand, pemilik warung, pengusaha grosir dan distributor. Sejak berdiri pada November 2017, Warung Pintar telah bekerjasama dengan 500 merek, melayani 500.000 usaha ritel di lebih dari 200 kota, dan mendukung jaringan distributor se-Indonesia melalui semangat inklusivitas dan gotong royong. Pada Januari 2022, Warung Pintar resmi menjadi bagian dari SIRCLO Group. Warung Pintar akan terus mengembangkan layanan lain dalam rangka mewujudkan misi untuk menjadi solusi terbaik untuk ekosistem warung di Indonesia.

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.warungpintar.co.id