SIRCLO Rilis Laporan Tren Perkembangan Industri E-Commerce dan Harbolnas di Indonesia Saat Pandemi

SIRCLO Rilis Laporan Tren Perkembangan Industri E-Commerce dan Harbolnas di Indonesia Saat Pandemi

SIRCLO Rilis Laporan Tren Perkembangan Industri E-Commerce dan Harbolnas di Indonesia Saat Pandemi

December 4, 2020

SIRCLO Media Day 2020

SIRCLO menemukan tingginya akselerasi adopsi e-commerce selama pandemi COVID-19 dan tumbuhnya tren social commerce.

JAKARTA, 4 November 2020 – Perusahaan e-commerce enabler SIRCLO baru-baru ini merilis laporan tentang tren perkembangan e-commerce Indonesia di masa pandemi COVID-19. Laporan yang berjudul “Navigating Indonesia’s E-Commerce: COVID-19 Impact and The Rise of Social Commerce” ini dikembangkan melalui survey kepada 2.987 responden pada bulan Juni 2020. Dua hal utama dari penemuan SIRCLO adalah tingginya akselerasi adopsi e-commerce selama pandemi COVID-19 dan tumbuhnya tren social commerce, yaitu transaksi jual-beli online melalui aplikasi percakapan dan media sosial. 

“Adanya pandemi justru mengakselerasi industri e-commerce di Indonesia, hingga diprediksi bertumbuh sebesar 91%—jauh melampaui proyeksi sebelumnya yang hanya sebesar 54%. Hal ini bisa terjadi karena infrastruktur ekonomi digital Indonesia telah siap untuk melaju ke tahap berikutnya, terutama dengan tingginya penetrasi smartphone dan penggunaan internet di masyarakat”, ungkap Brian Marshal, CEO dan Founder SIRCLO. “Kami percaya, industri e-commerce akan terus mengalami peningkatan pesat dan menjadi penggerak utama ekonomi digital Indonesia,” tambahnya.

Dirangkum dalam laporan tren perkembangan e-commerce SIRCLO, 90% populasi Indonesia akan menggunakan smartphone di tahun 2025. Sejalan dengan hal tersebut, total pengguna smartphone yang mengadopsi internet pun akan meningkat hingga 77%. Dua hal ini turut mendorong industri ekonomi digital untuk meningkat 3x lipat dalam rentang tahun 2019-2025. Pada tahun 2019, industri belanja online menyumbang lebih dari setengah total transaksi ekonomi digital di Indonesia, yakni sebesar US$ 21 milyar (dolar Amerika). Google pun telah merilis laporan resmi bahwa industri e-commerce Indonesia diproyeksikan akan menjadi salah satu pasar dengan pertumbuhan tertinggi di dunia, hingga 36.1% per tahunnya. 

Dampak Pandemi COVID-19 dan Pertumbuhan Tren Social Commerce

Berdasarkan laporan SIRCLO, berikut ini merupakan beberapa dampak pandemi COVID-19 terhadap perilaku konsumen dan perkembangan e-commerce tanah air:

  • Akselerasi jumlah konsumen baru. Diperkirakan bahwa terdapat 12 juta pengguna e-commerce baru sejak pandemi berlangsung, dimana 40% diantaranya mengatakan akan terus mengandalkan e-commerce bahkan setelah pandemi berakhir. Dalam kondisi normal, akselerasi kenaikan jumlah pengguna ini bisa tercapai dalam kurun waktu 1,5-2 tahun. 


  • Pergeseran preferensi metode pembayaran. Menurut survey SIRCLO, preferensi penggunaan dompet digital untuk pembayaran transaksi e-commerce selama pandemi meningkat sebesar 11%, sementara metode kartu kredit dan transfer bank turun masing-masing 10% dan 2%. Tidak hanya dalam transaksi e-commerce, Bank Indonesia mencatat bahwa jumlah transaksi uang digital 16,7% lebih tinggi pada April 2020 dibandingkan bulan sebelumnya. Transaksi menggunakan kartu debit/kredit justru menurun drastis sebesar 37%.


  • Pertumbuhan tren social commerce. Menurut laporan dari SIRCLO, tren social commerce akan terus bertumbuh dan menyumbang 40% dari total transaksi e-commerce pada tahun 2022. Pasalnya, 94% responden menyatakan bahwa transaksi berbasis percakapan, misalnya di Whatsapp, Facebook, ataupun Instagram, sangat mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Konsumen Indonesia lebih tertarik membeli produk jika penjual memberikan respons cepat pada pesan/pertanyaan mereka.

Tren Menarik selama Festival Belanja 2020 Di Tengah Pandemi

Kehadiran festival belanja seperti 9.9, 10.10, dan selanjutnya merupakan momen penting bagi UMKM dan para brand untuk mendongkrak transaksi penjualan online. Walaupun situasi pandemi masih berlangsung, daya beli masyarakat masih kuat. Ini dilihat terbukti dari jumlah pesanan dan nilai transaksi yang meningkat 4x lipat pada periode 10.10 tahun ini, dibandingkan dengan tahun sebelumnya. “Menurut data internal kami, kategori-kategori yang paling unggul pada momentum festival belanja online 9.9 dan 10.10 adalah Perawatan Diri (mencakup produk sanitasi), Perlengkapan Rumah (perlengkapan dapur & rumah tangga), Makanan & Minuman, serta Fashion & Lifestyle”, jelas Brian. 

Pada 9.9 tahun ini, jumlah pengunjung tertinggi terdapat pada tengah malam, pukul 11:00 siang dan di atas pukul 20:00, bertepatan setelah adanya pengumuman PSBB di ibukota. Pada 10.10 tahun ini, jumlah pengunjung tertinggi terdapat pada tengah malam, tengah hari (waktu istirahat kerja), 18:00 (setelah jam kerja), maupun pada pukul 23:00 (pada jam-jam flash sale). Pola belanja ini mengikuti periode dimana adanya promosi clearance, flash sale dan juga live streaming.

Tahun ini, permintaan yang tinggi tidak hanya berpusat di Pulau Jawa dan Bali, namun juga di provinsi lain seperti Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Bengkulu. Jumlah permintaan dari daerah luar Jawa dan Bali selama 10.10 meningkat 5x lipat dibandingkan tahun lalu. Oleh karena itu, brand harus memperhatikan fenomena ini dan menarik lebih banyak pembeli dari luar Jawa dan Bali. 

3 Strategi bagi Brand untuk Mencapai Kesuksesan di Harbolnas 2020

Berdasarkan hasil penemuan data di atas, berikut adalah 3 strategi yang dapat dilakukan brand untuk menyukseskan penjualan di Harbolnas, khususnya 11.11 dan 12.12:

  1. Berinvestasi untuk meningkatkan brand awareness

    Brand perlu mengalokasikan anggaran investasi untuk memasang iklan berbayar di halaman paling depan marketplace dan media sosial, terutama di dekat jam-jam ‘emas’ berbelanja. Perhatikan juga dari mana audiens berasal, jangan hanya fokus pada wilayah yang ramai, namun kompetisi tinggi.


  2. Menerapkan strategi unik sesuai kanal penjualan dan produk

    Setiap kanal penjualan online memiliki segmentasi dan demografi basis konsumen yang unik. Maka dari itu brand perlu mendalami profil kelompok konsumen berdasarkan demografi dan perilaku, seperti traffic, ukuran keranjang, dan conversion rate. Tentukan aspek yang perlu ditingkatkan, baru kemudian menyusun strategi yang tepat. Contohnya, jika ukuran keranjang relatif masih rendah, brand dapat menerapkan strategi yang dapat mendorong pembelian massal (bulk purchase), yakni strategi bundling produk. Namun, agar strategi ini sukses, brand perlu memperhatikan kecocokan produk yang dipasarkan dalam paket penjualan. Semakin tinggi korelasi antar-produk, maka nilai jual dari paket bundling akan meningkat.


  3. Kolaborasi dengan brand/produk yang sedang populer

    Agar tetap relevan di mata konsumen, brand perlu mengikuti tren terbaru dan tetap terbuka untuk berkolaborasi dengan brand lain yang sedang populer. Selain berpeluang memperluas jangkauan pasar, kolaborasi dengan brand lain dapat memberikan nilai tambahan bagi brand tanpa harus mengubah arah bisnis mereka. Alternatifnya, brand dapat memberi bonus/hadiah berupa produk yang sedang sering dicari atau dibutuhkan oleh konsumen. Misalnya, jika menjual pakaian, maka brand bisa menjanjikan bonus berupa topi atau masker kain, sebagai aksesoris pelengkap ketika keluar rumah. 

“Di tahun 2021, SIRCLO berfokus untuk memperluas pengembangan produk dan layanan, serta meningkatkan posisi strategis sebagai perusahaan e-commerce enabler terdepan. Di antaranya, SIRCLO berencana merilis beberapa fitur baru, seperti template toko online yang semakin variatif dan inovatif, pengembangan fitur omnichannel untuk perusahaan berskala enterprise, hingga bekerja sama dengan mitra-mitra di sisi cloud hosting seperti Google Cloud Platform dan sistem pembayaran untuk memberikan pelayanan yang lebih baik bagi setiap pelanggan,” tutup Brian. 

***

Tentang SIRCLO

Dimulai pada tahun 2013, SIRCLO adalah perusahaan solusi e-commerce unggul di Indonesia yang membantu brands berjualan online. SIRCLO menawarkan empat solusi bisnis, yakni SIRCLO Store, SIRCLO Connexi, SIRCLO Chat, dan SIRCLO Commerce. SIRCLO Store adalah sebuah platform SaaS (Software as a Service) pembuatan situs toko online berbasis template bagi bisnis lokal skala kecil hingga menengah. SIRCLO Connexi menawarkan dashboard interaktif untuk mengelola penjualan dari berbagai platform e-commerce Indonesia. Selain itu, SIRCLO Chat menghadirkan platform conversational commerce berupa dashboard interaktif yang terintegrasi dengan WhatsApp Business API. Melalui solusi channel management bersifat end-to-end, SIRCLO Commerce menjawab kebutuhan brand korporat memasuki jalur distribusi online. 

Di bulan Mei 2020, SIRCLO secara resmi melakukan merger dengan ICUBE, Magento Premier Solutions Partner di Indonesia, untuk mendatangkan solusi-solusi pengembangan teknologi e-commerce dan Swift, sebuah omnichannel e-commerce builder. SIRCLO Store telah memprakarsai lebih dari 100.000 website dan membantu 3.000 brand mengembangkan bisnisnya secara online, seperti ATS The Label, Benscrub, Evete Naturals, Namaste Organic, This Is April dan Heytimmy Kidswear. SIRCLO juga telah dipercaya oleh puluhan klien yang terdiri dari 200+ brands ternama seperti Unilever, Reckitt Benckiser, KAO, L’Oréal, Eiger, dan Levi’s. Berlokasi di Green Office Park 1, The Breeze (BSD – Tangerang), hari ini SIRCLO memiliki 500 karyawan serta perwakilan yang berbasis di Bandung, Yogyakarta dan Surabaya. Lihat informasi selengkapnya mengenai SIRCLO di www.sirclo.com.